لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْك
Larangan Potong Kuku & Rambut Bagi yang Berqurban
Larangan potong kuku & rambut bagi yang berqurban menjadi salah satu pembahasan menarik menjelang Hari Raya Idul Adha. Meskipun terlihat sederhana, larangan ini ternyata memiliki dasar syariat dan makna yang dalam. Banyak umat Muslim yang masih bertanya-tanya, apakah larangan ini wajib, sunnah, atau hanya anjuran? Dalam artikel ini, kita akan mengulasnya dengan bahasa yang ringan namun tetap syar’i
Makna Spiritual dari Larangan Potong Kuku & Rambut Bagi yang Berqurban
Larangan ini berasal dari sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah bersabda, “Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin berqurban, maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya hingga hewan qurban disembelih.”
Sobat Ahlan, hadits ini menjadi dasar dari praktik larangan tersebut. Namun, perlu digarisbawahi bahwa larangan ini berlaku bagi orang yang berniat untuk berqurban, bukan kepada seluruh anggota keluarga atau umat Muslim secara umum. Artinya, hanya yang menjadi shohibul qurban (pemilik hewan qurban) yang terkena anjuran ini.
Larangan Potong Kuku & Rambut Bagi yang Berqurban: Sunnah atau Wajib?
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum larangan ini. Mayoritas ulama, termasuk dari mazhab Syafi’i dan Maliki, menyatakan bahwa larangan tersebut bersifat sunnah. Artinya, apabila Sobat Ahlan memotong kuku atau rambut, ibadah qurbannya tetap sah.
Namun, sebagian ulama Hanbali berpendapat bahwa larangan ini bersifat wajib. Menurut mereka, melanggarnya berdosa, meskipun tidak membatalkan qurban. Dalam hal ini, semangat kehati-hatian menjadi sikap yang baik untuk diambil. Mengikuti larangan ini menunjukkan ketaatan, serta rasa hormat terhadap ibadah yang akan dilaksanakan.
Hikmah Larangan Potong Kuku & Rambut Bagi yang Berqurban
Apa makna mendalam dari larangan ini? Menahan diri untuk tidak memotong kuku dan rambut merupakan simbol totalitas pengorbanan. Sobat Ahlan seolah-olah mempersembahkan seluruh dirinya kepada Allah SWT, tanpa mengubah bagian dari tubuh sampai hewan qurban disembelih.
Ini juga menjadi bentuk persiapan spiritual—bahwa kita memasuki fase sakral dan suci, dengan menjaga kebersihan batin, menahan hawa nafsu, dan meningkatkan ibadah. Ibadah qurban bukan hanya soal menyembelih hewan, tetapi juga menyembelih ego, kebiasaan, dan keinginan duniawi.
Larangan Potong Kuku & Rambut Bagi yang Berqurban: Kapan Dimulai dan Berakhir?
Larangan dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah, yaitu ketika hilal terlihat, hingga hewan qurban disembelih pada tanggal 10 Dzulhijjah atau hari tasyrik. Jika Sobat Ahlan berniat berqurban, maka mulai dari saat niat tersebut ada di awal Dzulhijjah, potong kuku dan rambut sebaiknya dihindari.
Namun jika baru berniat setelah Dzulhijjah berjalan, maka larangan berlaku sejak saat itu hingga penyembelihan dilakukan. Ini menunjukkan fleksibilitas syariat dalam memahami niat dan kondisi setiap Muslim.
Tips Menjalani Larangan Ini dengan Mudah
Sobat Ahlan bisa mempersiapkan diri dengan cara yang sederhana namun efektif:
- Potong kuku dan rambut sebelum 1 Dzulhijjah agar tidak merasa terganggu selama larangan berlangsung.
- Niatkan untuk menaati sunnah Rasulullah, bukan sekadar formalitas.
- Fokus pada ibadah lain seperti puasa sunnah, dzikir, dan sedekah sebagai bentuk peningkatan spiritual.
Penutup: Larangan Potong Kuku & Rambut Bagi yang Berqurban Bukan Penghalang Beribadah
Larangan potong kuku & rambut bagi yang berqurban bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau memberatkan. Justru di balik larangan itu terdapat hikmah, pelajaran, dan cinta dari Allah SWT agar kita bisa merasakan makna qurban secara utuh. Sobat Ahlan, jika belum mampu melakukannya secara sempurna, jangan berkecil hati. Allah melihat niat dan usaha. Yang terpenting adalah semangat beribadah dan kerinduan untuk selalu taat kepada-Nya.
$
590
$
890
- New Posts