لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْك
Kapan Seseorang Disebut Jahiliyah?
Sesuai Firman Allah Surat Al Baqarah Ayat 170, istilah “jahiliyah” sering kali disalahpahami hanya sebagai gambaran masyarakat Arab sebelum turunnya Islam. Padahal, dalam konteks spiritual dan sosial, jahiliyah adalah keadaan batiniah yang jauh dari petunjuk Ilahi. Orang modern pun bisa terjebak dalam sifat jahiliyah meski hidup dalam era teknologi. Fenomena ini bukan sekadar sejarah, melainkan cermin dari sikap dan pola pikir yang menolak kebenaran yang datang dari Allah.

Hakikat Jahiliyah
Sobat ahlan, makna jahiliyah tidak terbatas pada zaman kegelapan pra-Islam. Ia adalah kondisi batin ketika akal dan hati manusia menolak bimbingan wahyu. Dalam konteks ayat tersebut, Allah mengingatkan bahwa mengikuti tradisi tanpa dasar kebenaran adalah salah satu ciri jahiliyah. Bahkan jika tradisi itu diwariskan turun-temurun, bila tidak didasarkan pada ilmu dan petunjuk Allah, maka ia tetap berada dalam kesesatan. Di sinilah pentingnya setiap individu mengedepankan ilmu, bukan taklid buta, dalam menjalani hidup.
Ciri Orang Jahiliyah
Sobat ahlan mungkin bertanya, apa saja ciri khas seseorang yang terjebak dalam jahiliyah modern? Pertama, ia menjadikan hawa nafsu sebagai standar kebenaran. Kedua, ia menolak nasihat dan enggan berubah meskipun telah datang penjelasan yang terang. Ketiga, ia mengagungkan warisan budaya atau kebiasaan nenek moyangnya tanpa menimbangnya dengan nilai Islam. Keempat, ia enggan menggunakan akal sehat untuk mencari kebenaran. Semua sikap ini bukanlah hasil zaman, tetapi hasil dari keputusan hati yang tertutup dari cahaya Ilahi.
Bentuk Jahiliyah Modern
Di zaman ini, sobat ahlan bisa menyaksikan bentuk jahiliyah yang lebih halus, namun merusak. Misalnya, ketika seseorang lebih mempercayai mitos atau tren dibanding dalil dari Al-Qur’an dan sunnah. Atau saat seseorang menolak ajaran Islam hanya karena tidak sesuai dengan gaya hidupnya. Bentuk jahiliyah modern juga terlihat ketika agama dianggap kuno, dan logika manusia dijadikan sumber kebenaran mutlak. Semua ini mencerminkan keadaan yang digambarkan dalam ayat, yaitu mengikuti jalan tanpa dasar ilmu, hanya karena itu “tradisi leluhur”.
Menyelamatkan Diri dari Jahiliyah
Untuk keluar dari lingkaran jahiliyah, sobat ahlan perlu membangun kesadaran spiritual yang kokoh. Caranya adalah dengan menempatkan wahyu sebagai kompas kehidupan. Belajar dan memahami isi Al-Qur’an, termasuk ayat tentang bahaya taklid buta, akan membentuk nalar yang kritis dan hati yang tunduk pada kebenaran. Bukan hanya ritual yang diperbaiki, tetapi juga cara berpikir. Inilah saatnya menjadikan ilmu dan iman sebagai fondasi dalam menyikapi tradisi, budaya, dan bahkan opini mayoritas.
Penutup : Jalan Keluar dari Kegelapan
Sesuai Firman Allah Surat Al Baqarah Ayat 170, manusia memiliki kecenderungan untuk merasa nyaman dalam kebiasaan yang diwarisi, meskipun kebiasaan itu tidak selaras dengan wahyu. Jahiliyah bukanlah nama zaman, tetapi nama sebuah kondisi jiwa yang enggan menerima kebenaran. Oleh karena itu, mari sobat ahlan renungkan, apakah kita hidup dalam terang ilmu atau dalam gelapnya tradisi yang tak berdasar? Hanya dengan kembali kepada Al-Qur’an dan menggunakan akal yang sehat, kita bisa terhindar dari jebakan jahiliyah masa kini.
- Tailored packages that include flight arrangements, accommodation in Makkah and Madinah.
- Support with the visa application process, ensuring that pilgrims meet all the necessary requirements for entry into Saudi Arabia.
- Assistance in securing accommodation close to the holy sites
- Arrangement of transportation services, including airport transfers and transportation between Makkah and Madinah.
- Specialized packages and services for group pilgrimages.

$
590

$
890
