Makna Mencela Orang Tua

Dalam salah satu hadist shahih, Rasulullah ﷺ bersabda, “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci kedua orang tuanya.” Para sahabat pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin seseorang mencaci kedua orang tuanya?” Beliau menjawab, “Seseorang mencaci ayah orang lain, lalu orang tersebut mencaci ayah dan ibunya.” (Berdasarkan hadist riwayat Bukhori dan Muslim)

Hadist ini menegaskan bahwa bahkan jika seseorang hanya memancing orang lain mencela orang tuanya, maka ia telah termasuk dalam golongan yang mencaci orang tuanya sendiri. Sobat ahlan, dari sini terlihat bahwa larangan ini tidak hanya berlaku untuk tindakan langsung, tetapi juga untuk tindakan yang menyebabkan terjadinya celaan.

Kedudukan Orang Tua dalam Islam

Sobat ahlan, Islam menempatkan orang tua pada posisi yang sangat mulia. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah menyandingkan perintah untuk menyembah-Nya dengan perintah berbakti kepada orang tua. Ini menunjukkan betapa agungnya hak orang tua dalam pandangan Islam. Maka, mencela atau menyakiti hati mereka adalah bentuk pelanggaran terhadap hak tersebut.

Salah satu ciri mukmin sejati adalah menjaga tutur kata kepada orang tua. Bukan hanya tindakan kasar, bahkan ucapan yang mengandung sedikit kekesalan sekalipun, seperti “ah”, telah dilarang oleh Allah dalam QS. Al-Isra: 23. Bagaimana jika lebih dari itu? Sobat ahlan tentu bisa menilai sendiri.

Dampak Buruk Mencaci Orang Tua

Tidak hanya mendatangkan dosa besar, mencaci orang tua juga membawa dampak negatif terhadap kehidupan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. Doa orang tua adalah bagian penting dari keberkahan hidup seorang anak. Ketika hubungan dengan orang tua rusak karena celaan atau cacian, maka jalan keberkahan itu pun bisa tertutup.

Sobat ahlan, betapa banyak kisah nyata yang menunjukkan bahwa mereka yang menyakiti hati orang tuanya hidupnya tidak tenang, usahanya tidak berkembang, bahkan selalu dalam kesulitan. Ini adalah bentuk balasan Allah di dunia, sebagai peringatan akan besarnya hak orang tua.

Adab dan Etika Berinteraksi dengan Orang Tua

Sobat ahlan, dalam Islam, adab kepada orang tua mencakup berbagai aspek. Berbicara dengan lemah lembut, mendahulukan mereka dalam berbagai hal, hingga mendoakan mereka setiap waktu. Bahkan jika orang tua kita bukanlah sosok yang sempurna, tetap tidak ada alasan untuk mencela atau menyakiti mereka.

Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik. Dalam banyak riwayat, beliau menunjukkan akhlak yang sangat tinggi terhadap orang tua dan para lansia. Hal ini semestinya menjadi cermin bagi kita semua, termasuk sobat ahlan, untuk terus memperbaiki sikap dan adab kepada orang tua.

Penutup :

Berdasarkan hadist riwayat Bukhori dan Muslim, mencela dan mencaci orang tua bukan hanya dosa besar, tetapi juga bentuk penentangan terhadap fitrah kemanusiaan dan nilai-nilai luhur dalam Islam. Dalam hadist-hadist shahih disebutkan dengan jelas betapa besar murka Allah terhadap mereka yang menyakiti orang tuanya, bahkan hanya dengan ucapan kecil.

Sobat ahlan, marilah kita renungkan dan introspeksi diri. Jika selama ini kita pernah mengucapkan kata yang menyakitkan kepada orang tua, segeralah memohon maaf kepada mereka dan bertobat kepada Allah. Sebab, tidak ada keberkahan yang lebih besar dalam hidup ini selain rida dari kedua orang tua.

Semoga kita tergolong sebagai anak-anak yang berbakti, menjaga lisan, dan selalu memuliakan kedua orang tua dalam segala keadaan.